Kenaikan muka laut adalah salah satu ancaman cukup serius di abad ini. Dilansir dari NASA, sejak 1993-2020 kenaikan muka laut global rata-rata mencapai 3,4 mm setiap tahunnya. Diperkirakan hingga tahun 2100 mendatang, kenaikan muka laut dapat mencapai 1,4 – 5,8 meter. Ancaman kenaikan laut terbesar datang dari Antartika, yaitu Gletser Thwaites atau yang kita kenal dengan Gletser Doomsday.

Gletser Doomsday memiliki luas sebesar 192.000 kilometer persegi, yang setara dengan negara bagian Florida atau Pulau Britania. Dikutip dari livescience, sebagai salah satu gletser dengan laju pencairan paling mengkhawatirkan di Antartika, Gletser Doomsday sudah kehilangan 595 miliar ton massa es sejak tahun 1980-an. Angka ini setara dengan berat 1.190.000 kali Burj Khalifa. Pencairan es tersebut telah berkontribusi menaikkan muka laut global sebesar 4% hingga saat ini. Hingga tahun 2017, perubahan elevasi Gletser Doomsday berkurang cukup signifikan dengan kecepatan aliran es mencapai 800 meter per tahun. 

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? 

Benua Antartika terdiri dari dua bagian, yaitu antartika barat dan timur. Gletser Doomsday berada di sebelah barat. Jika kita melihat penampang vertikal barat-timur, kita akan menemukan perbedaan morfologi cukup signifikan. Di bagian timur, sebagian besar lapisan es berada di atas muka laut. Hal ini menyebabkan pengikisan es oleh arus hangat berjalan lebih lambat dan menjadikan lapisan es di sebelah timur relatif stabil. Sedangkan di bagian barat, sebagian besar lapisan es berada di bawah muka air laut/tenggelam. Kejadian ini dapat menyebabkan lapisan es di bagian barat antartika mudah terkikis oleh arus hangat air laut. Pengikisan bagian bawah gletser yang lebih cepat menyebabkan es di bagian atas gletser menjadi ‘menggantung’ dan kehilangan kestabilan, sehingga dapat memicu runtuhnya gletser. Runtuhnya Gletser Doomsday berpotensi membawa sisa lapisan es antartika barat dan menyebabkan kenaikan muka laut dapat mencapai 3 meter.

Penelitian dari Universitas Michigan tahun 2021 mengungkapkan bahwa Gletser Doomsday dapat lebih stabil dari yang telah diperkirakan, artinya ketidakstabilan yang terjadi pada gletser tidak selalu mengarah pada keruntuhan gletser yang cepat. Hasil dari penelitian lain yang dikutip dari rollingstones tahun 2021 menyatakan bahwa perubahan iklim akibat emisi CO2 memang berpengaruh terhadap pencairan gletser, menaikkan intensitas erosi dan intrusi air laut, dan membanjiri lebih banyak pesisir pantai namun tidak sampai mengubah dunia jadi ‘waterworld’. Bagian dunia yang akan merasakan dampaknya jika keseluruhan Gletser Doomsday mencair adalah Bangladesh, Miami, Netherlands, and New York City.

Slowly but surely, Thwaiters melts, its just matter of time”. Tinggal bagaimana kita, bisa menentukan langkah yang tepat untuk memperlambat hal itu terjadi.

Temukan lebih banyak disini.