Net Zero Emission, menurut Climate Council adalah pencapaian emisi CO2 sampai dengan 0 emisi. Berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA), permintaan energi diperkirakan akan meningkat sekitar 5% pada tahun 2021 ini, begitu pula dengan emisi CO2.

Bagaimana roadmap negara kita untuk mendukung program net zero emission?

Dilansir dari ESDM serta KLHK, terdapat beberapa strategi Negara dalam rangka mendukung program net zero emission. Berikut rinciannya :

1.Penghentian operasi PLTU sebanyak 53 giga watt pada 2025-2045.

2.Carbon trading

Menurut data dari NCU Taiwan, carbon trading berarti pemerintah menetapkan batas emisi CO2 untuk seluruh negara, kemudian membatasi jumlah CO2 yang diperbolehkan dihasilkan oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan melewati batasan tersebut, maka perusahaan harus membayar atau melelang selisih yang terlewatkan dengan perusahaan atau negara lain dengan harga tertentu. 

3.Carbon tax

Dikutip dari NCU Taiwan, carbon tax adalah pajak dari sumber energi yang menghasilkan CO2. Carbon Tax dihitung dari kuantitas emisi karbon yang dihasilkan ke atmosfer setiap tonnya oleh perusahaan pada proses manufaktur.

4.Carbon offset

Menuut NCU Taiwan, carbon offset adalah pengurangan emisi CO2 yang dilakukan secara berurutan untuk mengimbangi emisi yang dibuat di tempat lain. Satu ton dari carbon offset berarti reduksi satu ton CO2 yang direduksi.

5.Pemerintah telah menyusun grand strategy untuk perkembangan di sektor energi dengan salah satu targetnya adalah akselerasi di bidang energi terbarukan dengan target realisasi sekitar 38 giga watt pada 2035. 

Oleh karena itu, inovasi terhadap energi terbarukan di segala penjuru dunia memegang peran yang signifikan, termasuk perkembangan di bidang energi geotermal. Bahkan, berdasarkan situs resmi Pertamina Geotermal, energi geotermal telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun.

Pelajari lebih lanjut disini.