Kalian pasti sering mendengar bahwa lokasi pengeboran geotermal biasanya dilakukan di daerah dekat gunung atau hutan. Tetapi, kalian pernah ga sih kepikiran untuk mengebor geotermal di tengah perkotaan padat seperti Jakarta? 

Sistem geotermal bekerja berdasarkan prinsip heat transfer yang kemudian memanaskan fluida sehingga dapat naik ke atas permukaan. Sumber energi panas yang terkandung dalam fluida, diambil dengan cara pengeboran. Ketika kita akan mengebor geotermal, pastinya kita harus memahami di kedalaman berapa kita akan mengambil panas. Kita harus memahami pengertian gradien temperature yaitu jumlah perubahan temperatur pada kedalaman yang berbeda. 

Kira-kira kenapa ya pengeboran geotermal cenderung dilakukan di permukaan yang tinggi alias pegunungan dibanding dataran rendah? 

Hal ini, karena terdapat anomali pada gradient temperature di daerah pegunungan, kalau di dataran rendah penambahan suhu sekitar 25-30 ℃/km, di pegunungan, penambahan suhu bisa mencapai 105 ℃/km (Pribnow et al 1999). 

Jadi apakah mungkin untuk mengebor sumur geotermal di Jakarta? Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.

1.Sumber fluida

Terkait daerah sedimen seperti Jakarta, ternyata di Belanda terdapat konsep HSA yaitu berupa sumber panas bumi yang terdapat di daerah sedimen dengan temperatur yang cenderung lebih rendah sehingga perlu kedalaman pengeboran yang lebih dalam yang biasanya digunakan sebagai direct use (Tingting, 2021).

2.Geologi

Batuan sedimen yang berada di Jakarta sudah terkompaksi atau memadat, sehingga kemungkinan besar hanya terdapat aquifer yang tipis dengan porositas dan permeabilitas yang kecil sehingga sulit untuk menemukan dan mengalirkan fluida dari bawah permukaan. Oleh karena itu, diperlukan studi stratigrafi yang cukup advance untuk membantu mempelajari hal ini. Selanjutnya, perlu juga untuk mempelajari heat flow dan gradien temperatur untuk mendapatkan panas yang optimal.

3.Resiko geologi

Beberapa risiko yang dapat terjadi seperti subsidence, overpressure, dan gas beracun.

4.Inovasi dalam bidang engineering dan ekonomi.

Untuk memperoleh panas yang tinggi di Jakarta, kemungkinan dibutuhkan pengeboran yang lebih dalam, sehingga dibutuhkan lebih banyak biaya. Kemudian, karena Jakarta adalah sebuah kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, masalah sosial dan kekurangan lahan adalah hal yang tidak dapat dihindari. 

Sepertinya masih butuh banyak studi tambahan lagi untuk  mengebor geotermal di tengah perkotaan padat seperti Jakarta mengingat eksplorasi bawah permukaan yang sangat minim data, serta studi pengembangan teknologi yang lebih mutakhir di bidang engineering dan studi masalah sosial yang akan ditimbulkan. 

Pelajari lebih lanjut disini.