
Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat karena menyumbang 40% cadangan dunia. Menurut catatan terbaru Badan Geologi, potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,9 Gigawatt (GW). Berdasar data Direktorat Panas Bumi, pemanfaatan energi panas bumi saat ini masih sebesar 8,9% atau 2.130,6 MW. Sehingga masih tersedia peluang untuk dikembangkan. Pemerintah pun telah menargetkan peningkatan pemanfaatan panas bumi menjadi 7.241,5 MW atau 16,8% di 2025 dan di tahun 2030 sebesar 8,007.7 MW. Kapasitas terpasang di Indonesia pada akhir tahun 2020 yaitu sebesar 2,138 MW yang tersebar dari 16 PLTP di Indonesia dengan lapangan terbesarnya di Sarulla dengan kapasitas terpasang 330 MW.
pengembangan lapangan panas bumi memiliki tantangan yang harus dihadapi seperti tantangan masalah keuangan karena membutuhkan modal yang lebih besar dibandingkan dengan energi lain dan pendanaan dari pemerintah yang untuk proyek terbatas. Secara geosains juga menjadi tantangan tersendiri karena terletak pada daerah yang memiliki topografi dan permukaan tanah untuk akses jalan serta fasilitas pendukung yang penuh tantangan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembangunan proyek bisa mencapai 5 sampai 6 tahun. lalu terbatasnya tenaga ahli yang berpengalaman di bidang juga masih menjadi kendala untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah bekerja sama untuk melakukan transfer pengetahuan dengan negara negara lain.
Untuk kedepannya pemerintah menggalakan pembangunan panas bumi berbasis regional melalui Flores Geothermal Island (FGI) dan program ini akan diaplikasikan juga di daerah lainnya. Proyek yang telah eksisting sejumlah 104 proyek yang mampu menghasilkan energi tambahan sebesar 3,492 MW dan akan ditambah dengan proyek baru sejumlah 79 dengan kapasitas 2,385 MW dan berdasarkan lokasi dan kondisi geografis akan dibagi menjadi dua yaitu Indonesia bagian barat mencakup Sumatra, Jawa, dan bali akan ada 116 proyek dengan kapasitas 5,085 MW dan Indonesia bagian timur mencakup Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku akan terdapat 61 proyek dengan kapasitas 792 MW.
Untuk nonton video penjelasannya yuk klik disini!