Secara global, kita sedang beralih dari energi fosil menuju energi terbarukan. Salah satunya adalah energi geotermal. Energi geotermal diolah dan diproduksi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pada PLTP terdapat sumur bor yang akan mengeluarkan uap panas bumi dari dalam bumi. Secara umum prinsip konversi energi geotermal adalah ketika air yang berasal dari air meteorik masuk ke bawah permukaan bumi dan dipanaskan sehingga berubah menjadi uap air yang akan disalurkan ke sumur dan akan memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. Proses ini terjadi di dalam geothermal power plant.

Geothermal power plant ini sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu :

1.Dry/Vapor steam

Jenis ini digunakan pada temperatur reservoir >225℃, sehingga dapat menghasilkan uap kering saja.Uap kering yang sampai di atas permukaan bumi tersebut dapat langsung digunakan untuk memutar turbin.Sistem ini digunakan pada PLTP di Larderello, Italia.

2.Flash steam 

Jenis ini digunakan untuk  reservoir yang tidak terlalu panas yaitu sekitar 125℃-225℃. Pada temperatur ini hasil yang sampai di atas permukaan bumi adalah berupa campuran uap dan air, sehingga diperlukan separator untuk memisahkannya.Kemudian uap kering akan digunakan untuk memutar turbin. Contoh dari PLTP jenis ini adalah PLTP Kamojang, Indonesia.

3.Binary cycle

Jenis ini digunakan pada temperatur <125℃, sehingga reservoir ini hanya  air panas yang berasal dari bawah permukaan bumi yang digunakan untuk menguapkan chemical liquid yang ada di sirkulasi dan uap yang dihasilkan akan digunakan untuk memutar turbin. Sistem ini digunakan di PLTP Lahendong, Indonesia.

Pada tahap akhir, semua jenis geothermal power plant memiliki sistem yang sama, semua air dan uap terkondensasi akan dimasukkan kembali ke bawah permukaan bumi.

Pelajari lebih lengkap disini.