Halo sobat JIWAku! Kembali lagi bersama JIWA Learning. Artikel kali ini masih berhubungan dengan video sebelumnya nih teman-teman! Pasti kalian penasaran kan mengenai alterasi hidrotermal ini, yuk simak artikel kali ini!

 Batuan yang mengalami alterasi akan membentuk zona-zona alterasi yang bergantung pada karakteristik batuan alterasinya. Zona ini dibagi menjadi zona argilik, zona argilik lanjut, zona filik, zona propilitik. Pertama nih, zona argilik dimana dikenal dengan batuan warna putih, teman-teman. Hal ini dikarenakan batuan ini berasosiasi dengan mineral lempung, seperti kaolinit, smectite, montmorillonite, dan Illit yang terbentuk pada pH dan suhu yang rendah (kurang dari 200 derajat).

 Karena tersusun oleh mineral lempung, maka zona ini berfungsi sebagai claycap pada sistem panas bumi yang memiliki nilai resistivitas rendah pada data geofisika magnetotelurik atau MT. Hal ini dikarenakan claycap tergolong bersifat konduktif. Nah, karena perubahan sifat konduktivitas claycap dengan reservoir, dapat dijadikan batas Base of Conductive (BOC) pada bagian bawah claycap. Hal ini dapat membantu dalam penentuan kedalaman sumur dan casing.

Nah, jika mineral lempungnya terbentuk pada suhu yang tinggi, maka batuan ini termasuk dalam zona argilik lanjut atau advanced argillic. Zona ini berasosiasi dengan mineral dicktite dan pyrophyllite (white mica). Zona ini dihindari saat eksplorasi panas bumi karena memiliki pH yang sangat rendah serta suhu yang tinggi dan mengakibatkan risiko yang tinggi.

 Zona ketiga nih, sobat JIWAku, yaitu zona alterasi filik. Zona terbentuk pada suhu yang relatif tinggi  (200 hingga 320) yang dimana berasosasi dengan mineral sericite dan kuarsa. Keberadaan zona ini ditandai dengan adanya nilai resistivitas tinggi pada zona yang tidak permeabel. Zona ini dapat ditemukan diantara zona clay cap dan reservoir.

 Pengen tau lebih jauh? Yuk, simak lebih lanjut,