Setelah diperoleh integrasi data antara geologi, geokimia, dan geofisika dalam menyelidiki daerah yang berpotensi mengandung sumberdaya panas bumi, maka tahapan selanjutnya adalah pemboran sumur eksplorasi. Hal ini bisa dianalogikan seperti kamu yang akan mengikuti suatu ujian di sekolahmu. Belajar untuk mempersiapkan ujian = Studi dan survei terintegrasi yang dilakukan oleh 3G. Sedangkan pelaksanaan Ujian = Pengeboran sumur eksplorasi.
Pada tahap ujian, hasil pembelajaran yang sudah kamu lakukan akan diuji keberhasilannya, apakah kamu sudah belajar dengan cukup baik atau belum. Sama hal nya dengan pengeboran sumur eksplorasi dimana hasil studi dan survei yang sebelumnya telah dilakukan oleh 3G juga akan diuji kebenarannya, apakah memang benar di daerah tersebut terkandung sumber panas bumi atau tidak. Selain itu, pengeboran sumur eksplorasi juga dilakukan untuk mendapatkan data-data subsurface sebanyak mungkin untuk memperbaiki model konseptual dari hasil survei oleh 3G sebelumnya.
Nah, karena dibutuhkan data subsurface yang banyak, dalam sumur eksplorasi, terdapat 2 tipe pengambilan data yang dilakukan yaitu saat dan setelah pemboran. Pada saat pemboran, data yang diperoleh antara lain cutting/serbuk bor. Cutting ini merupakan hasil penghancuran batuan oleh mata bor yang dibawa ke atas permukaan menggunakan drilling fluid. Cutting ini nantinya akan dianalisis lebih lanjut untuk memberikan informasi mengenai formasi batuan yang dilewati oleh mata bor. Selain itu, ada juga core. Core diperoleh melalui pemboran menggunakan core drilling yang memiliki pusat berongga.
Core akan dievaluasi lebih lanjut agar diketahui sifat fisik batuannya, mineralisasi, serta rekahannya Selain itu selama proses pemboran, terdapat beberapa parameter pemboran yang perlu dimonitor untuk diamati perubahan serta implikasinya guna memberikan informasi mengenai kondisi dibawah permukaan.
Ingin tahu apa saja parameternya? Yuk tonton disini!