Pada batuan panas bumi yang bersifat rekahan biasanya cenderung menimbulkan masalah ketika proses pemboran berlangsung. Kondisi ini menimbulkan problem loss circulation pada lumpur bor yang tidak bisa dielakkan terutama ketika mencapai zona produktif. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut adalah metode blind drilling

Apa itu blind drilling? Yuk! Langsung saja kita bahas.

Lumpur bor berbahan dasar air biasanya terdiri atas kombinasi fresh water, bentonite clay dan juga beberapa aditif polimer. Air saja juga bisa digunakan sebagai fluida pemboran. Ketika mengebor di zona permeabel panas bumi yang memiliki sistem under pressure, maka lumpur bor akan cenderung hilang ke formasi daripada kembali ke permukaan. Metode konvensional yang dilakukan dalam menghadapi kondisi ini adalah blind drilling menggunakan fresh water yaitu dengan cara memompakan air sepenuhnya dan hilang ke formasi dengan cutting sisa bor juga tersapu masuk ke zona formasi. Pipa terjepit akibat kehadiran cutting di lubang sumur sering terjadi dan hadirnya kerusakan formasi di sekitar lubang bor umumnya terjadi ketika menggunakan blind drilling ( Birkisson,S.F dan H.Hole, 2007)

Untuk melakukan blind drilling perlu disiapkan sejumlah fresh water dan juga lumpur bor berviskositas tinggi ataupun lumpur bor normal.

Lalu, bagaimana metode pelaksanaan blind drilling?

Saat pengeboran berlangsung fresh water akan dipompakan, kemudian lumpur berviskositas tinggi harus dipompakan setelah mengebor satu stand drill pipe untuk menghilangkan cutting dari bit. Tapi dengan cara demikian, biaya akan tinggi karena lumpur bor akan hilang. Blind drilling akan dilanjutkan dengan memompakan lumpur berviskositas tinggi setelah mengebor satu stand.  Lalu bisa juga dengan metode lainnya yaitu perlu memonitor parameter permukaan untuk bit, setelah menyelesaikan pengeboran formasi, barulah dilakukan sirkulasi lumpur bor ke dalam lubang bor untuk membersihkan sumur dari cutting.  (Husam H.Alkinani, et al, 2018)

Alasan menggunakan teknik blind drilling:

  1. Jika zona loss merupakan zona terakhir di suatu sumur, dan tidak ada kemampuan untuk menutupnya. Pada kasus ini, blind drilling digunakan untuk mengebor semua formasi ini dan melakukan running casing setelahnya.
  2. Untuk mencapai formasi produktif, pendekatan  blind drilling direkomendasikan untuk menentukan secara tepat kedalam thief zone. Setelah menerapkan cement plug seusai blind drilling, zona produktif akan diisi dengan semen , sehingga akan memberikan indikasi pada bagian bawah zona loss.
  3. Kadang kala, zona produktif adalah zona pertama, sehingga biasanya tidak ada komplikasi dan implikasi jika blind drilling digunakan.
  4. Mengurangi biaya dengan menggunakan air sebagai fluida pemboran akan mengurangi biaya dibandingkan menggunakan lumpur dengan beragam aditif.
  5. Meningkatkan usia bit. Ketika membor zona produktif yang bertemperatur tinggi dengan fresh water maka kondisi ini dapat mengurangi temperatur formasi dan memperpanjang usia bit.

Blind drilling akan lebih cocok dan berhasil digunakan pada formasi yang tidak terlalu dalam sehingga dapat meminimalkan timbulnya  kick atau blowout

Pelajari lebih lengkap disini.