Seiring perkembangan penelitian jenis lumpur semakin beragam. Ada 4 jenis fluida pemboran yang bisa digunakan pada pemboran panas bumi yaitu waterbased mud, fresh water, campuran udara dan sabun, serta aerated mud atau udara.

Water base mud biasa sangat umum digunakan sebagai lumpur pemboran panas bumi. Dengan berbahan dasar air lalu ditambahkan active solid dan inert solid pada lumpur untuk mencapai properti lumpur tertentu yang dibutuhkan, terutama untuk meningkatkan viskositas yang berhubungan dengan kemampuan mengangkat cutting. Active solid seperti clays dan polimer ditambahkan pada air untuk menghasilkan suspensi koloid. Inert solid ditambahkan pada lumpur biasanya menggunakan barit sebagai material pemberat. Bagaimanapun, lumpur dengan densitas tinggi jarang digunakan pada pemboran panas bumi. Water base muds mulai terurai secara signifikan pada 150℃ dan laju penguraian bertambah seiring bertambahnya temperatur. Semakin banyak kandungan padatan lumpur pada temperatur tinggi maka semakin sensitif lumpur terhadap penguraian. 

Jenis lumpur kedua yaitu fresh water merupakan fluida pemboran paling efektif dan efisien dalam operasi pemboran. Fresh water lebih baik digunakan sebagai fluida pemboran untuk sumur open hole. Fresh water digunakan untuk melanjutkan pengeboran melalui zona loss circulation untuk akhir zona produksi pada sumur panas bumi. Ketika melalui sebuah zona permeable, fluida pemboran yang disirkulasikan sebagian atau seluruhnya hilang ke formasi. Metode tradisional yang digunakan untuk menghadapi situasi ini adalah dengan melanjutkan blind drilling menggunakan air, yaitu dengan memompakan air secara penuh ke formasi dengan menyapu serbuk bor ke formasi juga. Hak ini bukanlah sebuah masalah karena hilangnya fluida yang terjadi mengindikasikan zona dengan permeabilitas yang baik dan zona produktif. 

Jenis ke 3 adalah campuran udara dan sabun. Udara yang diberi tekanan dipompakan menuju drill string dan ini bisa sebagai fluida pemboran yang efektif untuk mengebor pada formasi kering, di batuan yang terkonsolidasi baik atau batuan beku. Untuk mengebor lubang yang besar, detergen atau foaming agent ditambahkan dengan tujuan memindahkan serbuk bor dengan foam yang dibuat. Foam tersusun atas mist (campuran udara, foaming agent dan air injeksi) hingga stiff foam (mengandung campuran bentonite dan atau polimer organik, air, udara dan foaming agent). 

Foam mist biasanya memadai untuk menekan partikel kecil, melawan aliran air kecil, dan memindahkan clay yang lengket, pasir basah, dan gravel dilubang bor dengan beberapa masalah. Stiffer foam dibutuhkan ketika diameter lubang dan kedalaman meningkat, gravel atau serbuk bor menjadi lebih besar, air mengalir menjadi signifikan, atau kondisi lubang yang tidak stabil ditemui.

Sedangkan yang terakhir adalah aerated drilling dan ini dilakukan dengan menginjeksikan udara (kadang dengan foaming agent, seperti detergen atau sabun) untuk fluida pemboran normal (lumpur pemboran atau air) untuk mengurangi densitas kolom fluida di lubang bor agar seimbang dengan tekanan formasi pada zona permeable atau zona loss pada sumur panas bumi. Tujuan utama menggunakan aerated fluid adalah untuk mencegah terjadinya loss fluid sehingga bisa kembali ke permukaan dengan membawa serbuk bor. 

Pelajari lengkap disini.