Suatu sistem panas bumi tentunya memerlukan sumber panas, reservoir, dan fluida untuk menghasilkan panas. Sumber panas dalam hal ini berasal dari batuan yang tersimpan didalam bumi dan mempunyai temperatur tinggi. Reservoir biasanya disusun oleh batuan yang bersifat permeable yang dapat menyimpan panas dan merupakan tempat sirkulasi fluida yang menghantarkan panas dari sumber panas hingga ke permukaan. Selain itu sistem panas bumi juga umumnya dilengkapi dengan batuan impermeable yang membuat panas dari dalam terperangkap di reservoir serta patahan (fault) sebagai jalur migrasi baik dari sumber panas untuk sampai ke permukaan (outflow) maupun resapan air meteorik yang masuk kedalam sistem panas bumi.

Sama seperti di perminyakan, pada dasarnya batuan reservoir panasbumi juga memiliki sifat fisik berupa permeabilitas. Permeabilitas suatu batuan merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan fluida melalui pori yang terhubung di batuan reservoir. Permeabilitas menjadikan fluida bisa mengalir dari reservoir menuju borehole/lubang sumur dan sangat penting dalam memprediksi laju alir produksi di reservoir. Permeabilitas ini dapat dibedakan menjadi 3 yakni Permeabilitas absolut, Permeabilitas efektif, dan Permeabilitas relatif. 

Permeabilitas didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan kemampuan batuan untuk meloloskan fluida pada media berpori. Berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi permeabilitas, dapat diketahui bahwa permeabilitas berkaitan dengan sifat fisik batuan lain yaitu porositas. Umumnya penambahan porositas akan diikuti dengan penambahan permeabilitas. Kemudian semakin tua dan kompak suatu batuan, maka porositas dan permeabilitasnya akan semakin kecil. Adanya peristiwa dolomitisasi akan menambah nilai porositas dan permeabilitas. nah, dapat disimpulkan bahwa, Permeabilitas dipengaruhi oleh besar, bentuk dan hubungan antar butir dalam suatu batuan.

Yuk nonton video penjelasannya disini!