Pemboran merupakan salah satu kunci dalam pengembangan sumber daya panas bumi, baik pada tahapan eksplorasi ataupun pengembangan lapangan. Pemboran menjadi salah satu tahapan yang membutuhkan biaya besar hingga mencapai 35-50% dari biaya total (George Moshe Dayan,2014). Salah satu bagian pemboran yang banyak mempengaruhi keberhasilan perencanaan dan pengeluaran biaya suatu sumur adalah lumpur pemboran. Apakah kamu pernah mendengar apa itu lumpur pemboran? 

Lumpur pemboran merupakan fluida yang disirkulasikan kedalam sumur untuk mengangkat serbuk sisa pemboran. Fluida ini bisa berwujud cairan, gas (udara) atau campuran keduanya, untuk mencapai tujuan tertentu dalam mengatasi atau mengurangi masalah pemboran. (Neal J.Adams,1985). Lalu bagaimana ya cara lumpur mengangkat serbuk sisa pemboran? Lumpur bor dipompakan dari mud pit dengan tenaga dari mud pump- stand pipe-mud hose-swivel-kelly- melalui drill string, kemudian melewati nozzle pada bit, melewati annulus diantara drill string dan dinding sumur, dengan mengangkat serbuk bor kembali ke permukaan.

Setelah itu, lumpur akan masuk ke sistem pemisah berupa desender-desilter-degaser untuk memisahkan lumpur dari cutting dan setelahnya kembali ke mud pit. Apa saja ya fungsi lumpur? Pada dasarnya fungsi lumpur pemboran di industri panas bumi sama halnya dengan industri minyak dan gas. Fungsi lumpur diantaranya adalah sebagai media hole cleaning, mengangkat serbuk bor dari lubang bor ke permukaan , mendinginkan pahat atau bit, melumasi drill sting, menjaga kestabilan lubang bor, mengontrol tekanan formasi, mendukung berat rangkaian casing, memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake, dan juga sebagai media logging. 

Setelah memahami definisi dan fungsi, muncul pertanyaan tentang apasih yang dihadapi dalam perencanaan lumpur pemboran panas bumi?

Yuk simak videonya disini!