Hallo, JIWAku! Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang metode resource assessment / penentuan cadangan dalam panas bumi JIWAku tau gak kalo untuk menentukan cadangan panas bumi, ada banyak metode yang dapat kita pakai lho! Sama seperti kalau kita mau pergi ke sekolah. Bisa jalan kaki, naik angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Kita dapat memilih kendaraan manapun yang mau kita pakai, Sama halnya seperti penentuan metode resource assessment, jadi ga ada metode yang salah ataupun benar. 

Banyak banget nih metode yg sudah ada untuk menentukannya! Di artikel ini, kita bakal bahas metode-metode tersebut, jadi tonton sampai akhir, biar ga penasaran! Kita mulai dari sebuah fakta bahwa Indonesia itu punya cadangan panas bumi bertemperatur tinggi sebesar 4.995 MW dan temperatur sedang sebesar 882 MW (EBTKE, 2020). Cadangan tersebut bisa memenuhi kebutuhan 12 ribu rumah tangga dalam sebulan! Wah banyak juga ya? banyak lahh masa engga. Tapi apakah kalian tau gimana caranya menentukan cadangan-cadangan tersebut? Nah begini caranya. 

Estimasi sumberdaya dan cadangan panas bumi dapat dilakukan dengan 6 metode perhitungan menurut Grant tahun 2000, antara lain :

  1. Total Wellflow: Jumlah cadangan ditentukan dari total aliran sumur yang sudah berproduksi. Metode ini jarang digunakan karena dapat menimbulkan misleading. Hal ini dikarenakan jumlah produksi yg dihasilkan tidak sama dg konsep cadangan. Selain itu, penambahan/pengurangan jumlah sumur produksi tidak mempengaruhi cadangan yg ada.
  2. Decline Analyses: Dimana data yg digunakan berasal dari riwayat perubahan produksi thd waktu. kemudian diakumulasi untuk memprediksi produksi di masa depan. Metode ini umum digunakan di industry migas yg memiliki sistem tertutup sehingga bila diterapkan pada lapangan panas bumi yg sistemnya terbuka akan menjadi kurang akurat.

Lalu apa aja ya 4 metode yang belum disebutin? Yuk simak